Sepatu Dorce

  Sepatu itu hampir mendarat di wajahku. Kalau saja aku terlambat mengelak sepersekian detik, mungkin orang-orang akan menertawaiku. Beruntung bagiku, namun naas bagi juru kamera pendampingku. Bunda Dorce tersulut amarahnya karena aku mengajukan pertanyaan pesanan produser. Dan dalam waktu sekejap sepatu itu sudah berada dalam genggamannya dan dilemparkan ke arahku.

Semula aku sendiri ragu untuk melempar pertanyaan pesanan itu. Tapi apa daya, lebih baik nekat bertanya daripada minggu depan aku harus menganggur. Di kampung ternak belum lagi memasuki bulan bertelur. Tabunganku baru saja habis untuk membeli celana ketika diundang ke acara DJ Una.

Sebagai “tukang infotainmet” baru, aku diharuskan untuk giat mencari berita sensasi. Upss, itu jalan pikiran produserku. Kalau tidak dapat berita sensasi, hasil liputan rumah produksinya tak akan laku dibeli. Satu-satunya cara adalah mengorbankan reporter, tak peduli ditimpuk sepatu atau ditabrak mobil sekalipun. Nanti kalau narasumber protes, tinggal bilang “iya” dan “maaf” saja.

Siapa bilang jadi tukang infotainmet itu enak? Selain perintah produser yang suka seenak jidatnya sendiri, ada juga senior kutu kupret yang suka mengambil jatah junior. Ini pengalamanku dua minggu lalu. Produser bilang aku akan dikirim ke sulawesi untuk meliput kegiatan amal salah satu artis sexy. Tiga hari berselang, disaat makan siang, seniorku menunjukkan surat jalan untuk liputan ke sulawesi dari kantor. Entah bagaimana caranya menjilat produser. Yang jelas aku benar-benar kecewa. Sia-sia mimpi liarku bersama si artis sexy tadi malam.

Gagal meliput acara si artis sexy di sulawesi, mendapati kenyataan ternyata DJ Una yang kemurahan hatinya hanya ada pada saat mengundang aku untuk datang ke acaranya, dan kemudian timpukan sepatu bunda Dorce. Tiga hal itu mebuatku tersadar, selama ini aku bekerja dalam dunia kepalsuan. Senior yang kebijaksanaannya hanya hadir ketika memintaku untuk menggantikannya liputan tengah malam. DJ Una yang baru mau membalas sapaanku di ruang konfrensi pers. Dan bunda Dorce yang masih saja tempramental padahal baru saja keluar dari pesawat rombongan haji. Semua itu benar-benar aku temui, Kawan!

Tentang Riki Ilham Rafles

Bek sayap kanan yang suka membantu serangan dalam diam.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar